gw dari dulu ga pernah bisa ngerti satu hal tentang masyarakat muda indonesia (mungkin lebih spesifiknya di kota2 besar kali ya), yaitu kebutuhan mereka semua untuk dianggap beda.
coba aja jalan ke mana gitu di jakarta, atau bandung mungkin.
remaja2 yg menganggap dirinya in fashion berkeliaran dengan baju, celana, dan cardigan yang membuat orang mikir, "lo semua buta warna ya?". mereka2 yang *maaf* berfigur tubuh lumayan 'penuh' memaksakan diri memakai celana seolah2 dia kekurangan bahan ampe harus dipaksa2in muat. mereka yang masih under-age (kira2 ndiri lah umurnya brapa, wong sampe skarang di sistem hukum indonesia batesan usia dewasa masih berbeda2 di tiap bidang) tiba2 keliatan sembari ber-PDA dengan pasangannya (yang palingan dlm waktu sementok2nya 3 ato 4 bulan juga uda putus, ga sebanding sama foto2 menjurus yang udah mereka buat) sembari ngerokok tanpa merhatiin lingkungan sekitarnya (ngerokok di sekitar ibu2 yang lagi bersama anak bayinya ga keren, tau!).
it never ends. anak2 pecinta seni yang memaksakan diri mendengarkan band2 aneh yg lagunya pun ga begitu bisa didengerin, cuma supaya dia bisa bilang "wah lo ga tau band itu? ih gw mah suka banget, mereka keren abis gitu deh! sayang banget lo ga tau"; ato anak2 pecinta seni lainnya yang dandan2 kaya nenek2 ga jelas (termasuk memakai baju2 kegedean yang sangat unflattering bagi penampilan mereka yang sbeenarnya masih sangat muda *kadang, terlalu muda untuk penampilan seperti itu* dan berkeliaran di pelosok2 kota mencari piringan hitam atau tas2 bekas nenek2 atau bude2 atau ibu2 kita (maaf bagi para tante2 yang ga saya sebut), karena mereka.. well, tua. "biar beda dong sama trend sekarang. biar gaya gw vintage gitu.". dan bermunculan lah berbagai macam acara yang.. sama anehnya. yang didatangi oleh masyarakat muda yang sepertinya senang menghabiskan uang mereka untuk baju.. no wait, lebih tepat dibilang kostum yang sebenernya diliatnya pun bikin gerah dan ga jelas kapan lagi dipakenya. belom lagi anak2 muda yang sebenarnya masih.. well, terlalu muda tapi udah memaksakan diri bergaul dan bergumul dengan kelompok2 yg agak jauh lebih tua dari mereka. dan mereka pun mendewasakan diri secara paksa untuk merasa dapat diterima, biarpun akhirnya mereka justru tidak terlihat normal.
bagi mereka2 yang agak2 biasa aja, segala cara pun mereka pake untuk 'membedakan' diri mereka dari yang lain2nya. yang cowo, rambutpun dipanjangin dan dipaksa2in dibuat messy ato dikriboin (no really, ada seorang temen deket gw yg sengaja memaksa rambutnya diberantakin ga jelas), dan yang wanita pun melakukan hal yg sama, rambut dipanjangin dan diacak2 sedemikian rupa sampe keliatan blom dikeramasin *atau mungkin disisir* sejak 5 minggu yang lalu. make baju2 yg udah usang. "kan vintage!". yakin lo? menurut gw itu udah usang dan ga proper. kacamata yang sizenya sama gedenya dengan muka mereka pun dipake. apa mreka peduli kalo kacamata2 itu membuat mereka terlihat seperti orang idiot ato membuat hidung mereka terlihat 750% lebih pesek? bodo amat. "tapi kan gw keliatan beda".
gw tau kalo ada tulisan seperti apa yg baru saja gw tulis ini, biasanya mereka2 yang merasa tersinggung akan muncul dengan kalimat2 yang defensif *dan agak offensive, kadang2*
"knapa sih lo mikirin amat kita maunya kaya begini?"
"kan biar beda! gw unik! gw berbeda sama anak2 biasa lainnya!"
"yaudah sih gw belanja pake uang gw sendiri ini, bukan urusan lo"
"elo aja yang ga punya selera beda."
"bilang aja iri, pingin kaya kita juga tapi ga bisa. susah amat!"
dan kalimat2 pembelaan lainnya.
gw ga bilang bahwa gw ga suka sama mereka. gw bukan orang yang akan ngeflame suatu stereotip masyarakat dengan mengekspos mereka, menggeneralisasi mereka, dan kemudian ngata2in mereka, "anak2 *insert stereotype here* SAMPAH! T%I LO SEMUA! bisanya cuma nggerogotin uang orangtua doang!" and the like. ngga kok. itu hak mereka, dan kalo pun emang mereka ngabisin uang orang tua mereka, berarti yang punya hak untuk memprotes mereka ya orangtua mereka. terserah mereka lah mau jungkir balik kek, mau ke mol berdandan a la firebreather kek, they could dress themselves up with cleopatra's jewelries for all i care. itu hak mereka, dan toh banyak juga temen2 gw yg gw kenal baik yang termasuk salah satu dari 'golongan' mereka ini.
gw cuma ga begitu mengerti kenapa mereka harus menempuh cara itu.
gw cuma kurang mengerti kenapa semua2nya harus dibuat berbeda, dalam tahap yg cukup ekstrim (dalam hal ini, dalam tahap yang maksa banget!).
dan ketidakmengertian gw ini bukan sesuatu yg berat kok, gw dibiarin ga ngerti sampe akhir zaman pun ga masalah.
untuk mereka2 yang berbeda ini, selamat menjadi orang berbeda deh. semoga kalian semua tidak berakhir saling menyamai satu sama lainnya.
p.s: gw sih secara pribadi memilih untuk memiliki attitude yang berbeda. bukannya apa2, tapi akhir2 ini agak susah nemuin anak2 muda yang sopan (gw ga ngomong dalam konteks "sopan" yang dimaksud seorang anak kelas 3 smp terhadap adek kelasnya. de hel lah dg yg bgituan). yang ngerti etiket. yg tau gimana cara bawa diri dengan sewajarnya di tengah masyarakat. gw sih lebih milih jd org yg kaya gitu. tapi ya tau deh, mungkin dengan ini gw udah menggeneralisasi orang2 lain lagi.. maaf ya kalo ada yg ngerasa tersinggung.